Teks Eksposisi
Pengertian Teks Eksposisi
Teks Eksposisi adalah suatu teks dimana
untuk mengusulkan suatu pendapat pribadi mengenai sesuatu yang di
dalamnya terdapat argumen-argumen untuk memperkuat sebuah pendapat
tersebut. Teks Eksposisi berupa Pendapat/Tesis yang dikuatkan dengan
argumen-argumen yang logis dan fakta untuk memperkuat sebuah pendapat.
Struktur Teks Eksposisi
- Pembukaan. Pembukaan merupakan suatu bagian yang berisi mengenai pandangan awal untuk menempatkan topik dalam suatu konstelasi yang relevan. Pandangan awal ini bersifat opsional, yang memiliki maksud boleh ada boleh tidak.
- Tesis (Pendapat). Tesis ini merupakan suatu bagian yang menyatakan pendapat penulis mengenai suatu topik yang dipermasalahkan, dan apakah penulis setuju atau tidak, boleh atau tidak boleh, halal atau haram, dan sejenisnya. Penulis tersebut harus memiliki pendirian yang kuat.
- Argumen. Argumen ini berupa alasan sebagai bukti untuk mendukung tesis penulis. Dalam mengemukakan argumen, sebaiknya penulis berdiri dalam satu posisi saja.
- Penegasan ulang pendapat. Penutup biasanya berupa sebuah penegasan kembali tesis/pendapat yang dikemukakan oleh penulis namun dengan kalimat yang berbeda
Ciri Umum Teks Eksposisi
1. Berusaha menjelaskan tentang sesuatu
2. Gaya bersifat informatif
3. Fakta dipakai sebagai alat kontribusi
4. Fakta juga dipakai sebagai alat konkritasi
5. Paragraf eksposisi umumnya menjawab tentang askadimega
Ciri
kebahasaan teks eksposisi
3. Menggunakan kata hubung atau
konjungsi, seperti: pada, kemudian, lebih lanjut, dll.
1. Menggunakan
kata ganti atau pronomina, seperti: saya, kita dan kami.
2. Menggunakan verba yang menyatakan
persepsi, seperti: yakin, optimis, dan potensial.
4. Memuat pronomina
5. Nomina
6. Verba
7. Adjektiva
8. Adverbia
9. Konjungsi
Jenis-jenis Teks eksposisi,antara lain adalah:
- Eksposisi definisi
- Eksposisi proses
- Eksposisi klasifikasi
- Eksposisi ilustrasi
- Eksposisi perbandingan
- Eksposisi laporan
Contoh Teks Eksposisi
EKONOMI INDONESIA AKAN MELAMPAUI JERMAN DAN INGGRIS
Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang
Tahunan International Monetery Fund (IMF)/World Bank (WB) 2012 Tokyo,9-14 Oktober 2012 lalu. Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada
seluruh peserta sidang mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. Media
itu mengangkat hasil riset dari McKinsey dan Standard Chartered yang mengatakan
bahwa ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030.
Keyakinan
itu tentu beralasan. Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 90 juta orang yang
berada di kelompok consuming class. Angka ini adalah angka
terbesar di dunia setelah Cina dan India. Dengan kekuatan itu pula, pada tahun
2030 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia dengan nilai
pendapatan nasional sebesar 1,8 triliun dolar AS dari sektor pertanian,
konsumsi, dan energi.
Indonesia
saat ini sedang berada pada laju transformasi yang pesat menuju ke arah
tersebut. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia dengan
pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011. Angka itu
akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS mulai tahun 2017. Pada
tahun 2030 hanya Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, yang
berada di atas ekonomi Indonesia.
Kekuatan
terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya berupa ekspor yang didukung oleh
kekuatan tenaga kerja dan komoditas, tetapi juga kekuatan konsumsi domestik dan jasa-jasa, yang menjadi motor penggerak
ekonomi nasional. Melihat potensi yang sedemikian besar, dalam beberapa
side
meeting sidang IMF yang sempat saya ikuti, para investor asing mengharapkan
makin banyak pilihan investasi di Indonesia
Harapan
para investor tersebut tentu merupakan peluang dan tantangan bagi Indonesia.
Upaya melakukan pendalaman pasar keuangan (financial
deepening) menjadi penting dalam memberikan ragam pilihan investasi bagi
para investor. Di sisi lain, pembenahan di sektor riil dan infrastruktur perlu
terus dilakukan secara serius guna mendukung arah untuk menjadikan ekonomi
Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara.
Saat
ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran5 persen hingga 6
persen, apabila dapat terus dipertahankan, akan menambah jumlah masyarakat
kelas menengah hingga 90 juta orang dengan pendapatan per kapita lebih dari
3.600 dolar AS. Apabila kita mampu mendorong pertumbuhan hingga 7 persen,
jumlah itu bertambah lagi dengan masyarakat menengah mencapai 170 juta orang.
Berbagai
perkembangan dari sidang akbar IMF di Tokyo pekan lalu kembali mengingatkan
kita tentang besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum yang sedang kita
lalui saat ini.
Apabila
potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik dilewatkan
begitu saja karena kita begitu asyik dengan urusan lain, prediksi para investor
tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan ada di tangan kita
semua saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar